Minggu, 23 Desember 2012

Tahu & Bisa Apa Aku Ini...?

Aku tak tahu dan tak bisa apa-apa…?, apakah kamu tahu dan bisa apa-apa…?
Terkadang hidup ini memang unik, seunik manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Faktanya seringkali kita sulit memjawab pertanyaan sedehana :
  • Apa yang membuat kamu senang ?
  • Apa yang membuat kamu sedih ?
  • Apa yang membuat kamu takut ?
  • Apa yang membuat kamu kecewa ?
  • Apa yang membuat kamu malu ?
  • Apa yang benar-benar kamu inginkan ?
  • Apa sebenarnya tujuan hidup kamu ?
       Nah, coba luangkan sedikit waktu untuk merenungkannya. Sudahkah kamu temukan jawabannya ?. Pastikan sekali lagi bahwa itulah jawaban terjujur dari hati kamu.
Banyak sekali keinginan-keinginan yang memenuhi hati kita , sehingga terkadang kita lupa realita yang benar-benar kita alami saat ini. Sesungguhnya kehidupan dunia kita adalah present (saat ini), bukan kemarin dan bukan pula besok. Maka nikmatilah detik demi detik hidup ini, berilah makna lebih berarti hidup ini, walau bukan berarti kita melupakan kemarin dan tidak punya rencana buat besok



       Kenyataannya kita cenderung memikirkan segala keinginan dan impian kita, meski sebenarnya semua itu bukan yang benar-benar kita butuhkan. Anehnya kita pasti sering mendengar kalimat ini, tapi kita cenderung melupakannya, bahkan merasa tidak pernah mendengarnya. 
       Kamu pasti juga pernah mendengar bahwa segala sesuatu pencapaian berawal dari sebuah keinginan. Sehingga mustahil sesuatu kamu peroleh tanpa ada niat atau keinginan. Dan yang lebih dasyat lagi ada yang mengatakan bahwa apa yang kamu inginkan pasti menjadi kenyataan. 
       Nah, mari kita coba luruskan, boleh jadi keinginan kamu menjadi kenyataan bila disertai tindakan nyata dan upaya mewujudkannya. Akan tetapi tahukah kamu bahwa apa yang sebenarnya kamu ” inginkan “  itu sudah benar-benar yang ” terbaik ” buat dirimu ?, tahukah kamu bahwa pa yang kamu inginkan itu benar-benar kamu butuhkan ?, siapa yang mampu mewujudkannya ? jawabannya hanya TUHAN yang Maha Esa, karena apa yang kamu pikir baik ternyata belum tentu baik pula bagi TUHAN, demikian pula sebaliknya. Dan hanya TUHAN pula yang paling tahu apa yang sebenarnya ” terbaik ” buat kamu, walau terkadang kamu merasakannya sebagi sesuatu yang ” tidak baik “. 
       Berlakulah pintar dalam menyikapi niat, keinginan, impian, pikiran, akal, perasaan, dan apa yang paling kamu inginkan dan kamu butuhkan. Karena bila kamu tidak hati-hati menyikapinya, maka bukan saja kamu tidak berhasil mewujudkan keinginanmu, bahkan mungkin hidup kamu menjadi tidak bermakna dan sia-sia. 
       Kamu mungkin punya niat baik buat nolongin temen kamu yang pinjam duit buat nebus obat karena lagi sakit, dan akal sehat kamu mengatakan bahwa kamu juga lagi butuh uang itu buat bayar kuliah dan kebutuhan lainnya, akal sehat kamu juga mengatakan bahwa temen kamu itu kalau minjem suka lama balikinnya atau sering bikin alasan buat menundanya. 
       Nah, bagaimana kamu menyikapinya ???, bingung kan ???. Disinilah niat baik dan akal sehat kamu diuji, walau terlihat sebagai masalah yang sepele, namun diperlukan lebih dari sekedar kedewasaan dalam mengambil tindakan, yaitu sebuah kebijakan dan kesadaran (Awarenes) sehingga mencapai penerimaan total (Total Acceptance) pada diri kamu dan membebaskanmu dari perasaan takut, sedih, malu, dan kecewa di kemudian hari. 
       Ada dua cara dalam menyikapi masalah tadi :
  1. Pastikan dengan ihlas niat baik buat minjemin temen kamu, dan siapkan akal sehat kamu untuk total acceptance dengan segala akibat yang ditimbulkannya yang telah kamu ketahui atau kamu pikir sebelumnya, sehingga tidak ada lagi pikiran dan perasaan negatif apapun yang mampu mempengaruhi diri kamu di kemudian hari.
  2. Abaikan niat baik kamu dengan menolak secara santun temen kamu, dan siapkan akal sehat kamu bahwa sesuatu hal negatif yang kamu ketahui atau kamu pikir tentang temen kamu akan menjadi kenyataan , dan kamu tidak siap menanggung akibat negatif tersebut di kemudian hari.
       Jangan lagi ada kata-kata ini dari hati kamu yang mengatakan, ” sebenarnya saya ingin membantu, tapi…???”. ” Aduh, saya terlanjur minjemin dia, bisa bayar gak ya ntar…?, ” Saya menyesal telah minjemin dia, giliran balikinnya aja susah “
       Masalah kecil diatas sering kali kita alami dalam kehidupan sehari-hari, dan itu hanya bagian kecil dari fenomena kehidupan yang sesungguhnya. Tapi berawal dari niat baik dan akal sehat itulah kehidupan sosial kita dimulai, diuji, dan dinilai, sehingga menciptakan kebahagiaan dan rasa syukur sebenarnya. 
       Sesungguhnya tidak ada satupun di dunia ini yang dilakukan oleh manusia yang ” tanpa pamrih “. Ihlas bukan berarti tanpa pamrih, meskipun kita ihlas membantu temen dan tidak mengharap balas budinya pada kita, setidaknya kita telah pamrih sama TUHAN dengan mengharap berkah dan pahala dari-Nya, karena telah menjalankan perintah_Nya untuk saling tolong menolong dengan sesama.
       Niat baik dan akal sehat memang seharusnya berjalan selaras,  menciptakan perasaan damai, bahagia, dan rasa syukur sebenarnya dalam kehidupan kita, karena memang sebuah amalan atau tindakan apapun di dunia ini lebih diukur dan dinilai dari ” NIAT ” kita. 
       Nah selamat berniat dan berfikir yang baik-baik saja maka akan menimbulkan kebaikan pula pada diri kita. Good Luck !, Temen-temen jangan lupa kasih koment ya buat koreksi saya sekalian nambah temen, trims (hatta alfath)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar